Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya.
Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur - disakiti, diperhatikan - dikecewakan, didengar - diabaikan, dibantu - ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Ingatlah kapan terakhir kali kamu berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping kamu ?? Siapa yang mengasihi kamu saat kamu merasa tidak dicintai ?? Siapa yang ingin bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ??
Bagaimana Seharusnya kita Memperlakukan SAHABAT
Dia begitu sayang kamu,
Tapi dia bukan kekasihmu,
Dia begitu perhatian kepadamu,
Tapi dia bukan keluargamu,
Dia selalu siap berbagi rasa sakit,
Tapi dia tak punya hubungan darah denganmu,
Siapakah dia yang begitu mulia itu?
Dialah....
Sahabatmu....
Sahabat...
marahya seperti seorang Ayah
Pedulinya bak Ibu Kita
Mengganggu kita bak seorang kakak
Begitu mengesalkan seperti seorang Adik
Tapi Dia lebih menyayangi kita lebih dari seorang kekasih
Teman-teman semuanya saya yakin semuanya pasti punya seorang sahanat
Sudahkah kita menjadi sahabat yang baik unutknya?
sahabat yang selalu siapada untuknya?
Kalau belum mari pelajari dari kisah 3 sahabat yang menolak minum karena mementingkan saudaranya, hingga ketiga-tiganya meninggal dunia...
Inilah Kisahnya :
Ikrimah putra Abu Jahal, Harits bin Hisyam dan Suhail bin Amr, ketiganya termasuk mereka yang masuk Islam saat Fatah (pembukaan) Makkah. Sebelum memeluk Islam, mereka bertiga melakukan perlawanan sangat sengit terhadap Nabi SAW dan ummat Islam. Yang sangat menakjubkan, keislaman mereka dibarengi dengan perubahan sikap yang sangat drastis. Bila sebelumnya mereka sangat membenci Nabi SAW, kini menjadi sangat mencintai. Bila sebelumnya mereka memusuhi Islam, kini mereka menjadi pembela Islam dan berjuang di jalan Allah.
Pada perang Yarmuk, mereka bertiga mengalami luka yang nyaris merenggut nyawa. Seusai perang, saat seseorang membawa air minum bagi pasukan menghampiri Ikrimah, ia menolak dan memerintahkan agar memberikan kepada Suhail, yang menurutnya lebih membutuhkan.
Saat Suhail didatangi dan akan diberi minum, ia menyaksikan Harits yang sedang terkapar memandangi wajahnya. Saat itu juga Suhail berkata kepada si pembawa air, “Berikan saja kepada dia”.
Pembawa air menuruti perintah tersebut, namun Harits saat didekati berucap, “Berikan saja minuman itu kepada mereka”. Dan saat kembali kepada Ikrimah, ternyata ia telah menemui kesyahidan.
Begitu juga Suhail dan Harits, mereka bertiga menemui ajal dalam keadaan haus, namun menolak untuk minum karena menganggap saudaranya lebih membutuhkan. Inilah jiwa persaudaraan yang berhasil di tanamkan oleh Nabi SAW kepada para sahabatnya.